Sabtu, 23 Mei 2009

Doa Sesudah Shalat Istikharah

Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengajari kami shalat Istikharah untuk memutuskan segala sesuatu, sebagaimana mengajari surah Al-Quran. Beliau bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaknya melakukan shalat sunnah (Istikharah) dua rakaat, kemudian bacalah doa ini:


اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ


“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepadaMu dengan ilmu pengetahuanMu dan aku mohon kekuasaanMu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaanMu. Aku mohon kepadaMu sesuatu dari anugerahMu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku atau -Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: …di dunia atau akhirat- sukseskanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, perekonomian dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaanMu kepadaku.” HR. Al-Bukhari 7/162.

Kamis, 21 Mei 2009

Bila do'a belum dikabulkan

Jangan pernah putus asa, Allah sangat mengerti akan keadaan hamba-Nya. Tidak semua apa yang diminta akan dikabulkan, bisa jadi itu ditunda atau akan dibalas secara sempurna di akhirat.

Meskipun jalan keluar itu belum menampakkan hasil. Yakinlah, janji Allah itu benar dan pasti...


Perkuat keimanan kita.

Keyakinan kita akan iman, akan melahirkan keajaiban yang sangat luar biasa. Dari Abdurrahman bin Abi Laila dari Shuhaib, ia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukin, semua urusan baik baginya dan kebaikan ini tidak dimiliki oleh selain seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya.” (HR. Imam Muslim)

Ini adalah modal. Kita harus mempercayai sesuatu yang kadang di luar nalar kita. Mengapa kita harus berzakat, mengapa juga kita berinfaq? Berkurang dong harta kita. Secara matematis memang demikian. Tapi dari segi keimanan akan menjadi hal yang lain. Justeru harta kita bertambah.

Tingkatkan ketaqwaan kita

"...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Ath Thalaaq : 2-3)


Kita dekatkan diri kita yang sedekat-dekatnya kepada Allah..


“Dari Abu Hurairah radhiAllohu ‘anhu ia berkata: telah bersabda Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Alloh telah berfirman: Barangsiapa yang memusuhi Waliku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang kepadanya, dan tidaklah seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”.

Hadits ini dirawikan Imam Bukhary dalam kitab shahihnya, hadits no: 6137.

Minggu, 10 Mei 2009

Apa yang menggerakkan kita

Berapa banyak orang yang menjadi tergerak dan terdorong melakukan sesuatu karena adanya kata-kata yang tersusun dalam kalimat yang baik. Saya ucapkan terima kasih kepada semua yang tergabung di sini. Mudah-mudahan ini menjadi media kita untuk saling mengingatkan, menguatkan, saling mendoakan. Kalaulah orang lain berhimpun dalam suatu kemaksiatan yang banyak penggemarnya. Mengapa kita yang ingin senantiasa terus berusaha memperbaiki diri tidak berhimpun dalam suatu komunitas juga.

Mudah-mudahan di sini kita bukan sekadar kumpul. Bukan sekadar mengungkapkan kata, tapi bagaimana kata-kata itu memiliki makna yang mendalam.Kata-kata yang mampu menimbulkan daya gugah dan daya gerak yang luar biasa.

Betapa lemahnya diri ini dalam pengabdian kepada Rabb semesta alam yang telah menjadikan kita dapat melihat indahnya dunia. Dia telah memberikan kita pendengaran yang kita mampu menikmati merduanya suara. Memberikan Kedua Kaki yang kita gunakan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Memberikan kita tangan. Memberikan jari jemari yang bisa kita fungsikan untuk berbagai hal.

Lalu mengapakah kita terkadang lupa dengan semuanya. Lalu mengapakah kita jadi ingat ketika musibah itu datang. Apakah harus disadarkan lewatkan musibah. Kita adalah sesuatu yang unik. Kita punya sifat lupa dan perlu ada yang mengingatkan. Kita memiliki kemampuan terbatas, sehingga perlu ada yang lain untuk saling melengkapi.

Sengaja halaman ini dibuat agar memotivasi diri ini untuk bisa melaksanakan shalat malam. Saya sadar bahwa diri ini bukanlah orang yang senantiasa rutin tanpa putus melaksanakan shalat malam. Kita memiliki saat-saat yang memang kita tak sempat sama sekali untuk bisa melaksanakannya. Tapi adakah alasan bagi kita untuk tidak melaksanakannya hanya karena ini ibadah sunnah yang bila dikerjakan mendapat pahala dan bila tidak, tidak mendapat dosa.

Ternyata amalan sunnah bukan hanya shalat malam. Masih banyak amalan-amalan sunnah lain yang bisa kita lakukan untuk mengumpulkan investasi yang sangat menguntungkan.
Setiap kita mudah-mudahan akan senantiasa tergerak untuk berbuat amal shaleh. Saling tolong menolong, saling mendoakan, saling menguatkan. Saling memotivasi. Ayo kita berlomba-lomba dalam kebaikan.

Kalaupun kita belum pernah atau masih jarang untuk mengerjakan yang sunnah, mudah-mudahan kita akan menjadi tergerak atas doa rekan-rekan yang lain. Terbantu oleh mereka yang telah kita rekomendasikan bergabung di sini. Mari kita jadikan kumpulan ini yang akan mengantarkan kita pada kumpulan yang abadi. Kumpulan yang akan mengantarkan pada kebahagiaan yang hakiki. Kebahagiaan tanpa batas.

Ya Allah….
janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

Selasa, 05 Mei 2009

Senantiasa memperbaiki diri

Jangan pernah berhenti untuk terus melakukan perubahan, perjalanan hidup akan senantiasa menemui berbagai tantangan yang tidak di duga-duga. Jangan berhenti karena menemui jalan menanjak, jangan berhenti karena menemui jalan jelek. Jaga kecepatan, senantiasa waspada dan hati-hati. Ada tikungan maut yang mematikan.

Kemanakah tujuan akhir perjalanan kita? Sudah punya petanya belum? Sudah punya buku petunjukknya belum? Digunakan tidak petanya? Memahami rambu-rambu di jalan dan mematuhinya dengan baik akan menyelamatkan kita dalam sebuah perjalanan.

Banyak kaum muslimin yang hanya meletakkan peta hidupnya, tidak menjadikan acuan dalam hidup, hanya menjadikannya sebagai hiasan di dinding.

Ayo gunakan peta hidup kita, kita perbaiki hidup kita perlahan. sedikit demi sedkit

Minggu, 03 Mei 2009

Kalimat yang baik

Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 24 - 27 :

24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
25. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
26. Dan perumpamaan kalimat yang buruk[787] seperti pohon yang buruk, yang Telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.
27. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu[788] dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki.

[786] termasuk dalam Kalimat yang baik ialah kalimat tauhid, segala Ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran serta perbuatan yang baik. kalimat tauhid seperti Laa ilaa ha illallaah.
[787] termasuk dalam Kalimat yang buruk ialah kalimat kufur, syirik, segala perkataan yang tidak benar dan perbuatan yang tidak baik.
[788] yang dimaksud ucapan-ucapan yang teguh di sini ialah kalimatun thayyibah yang disebut dalam ayat 24 di atas.


Apakah itu ucapan yang terbaik? Allah berfirman dalam surat Fushshilat ayat 30 - 36 :

30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu".
31. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.
32. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
33. Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
34. Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah Telah menjadi teman yang sangat setia.
35. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.
36. Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, Maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Bagaimana cara mendakwahkannya :

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl : 125)


[845]. Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

Siapakah para pelakunya :

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran : 104)


[217]. Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Menjaga diri dan Keluarga dari Api Neraka

Segala puji bagi Allah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Shalawat dan salam teruntuk teladan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang istiqomah mengikutinya hingga akhir zaman.

Saudaraku...
yang telah menyatakan Aku Ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai dien, dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Allah.

Betapa pentingnya bagi diri ini untuk senatiasa melakukan pembinaan pribadi terhadap diri sendiri. Kita harus bisa memaksa diri ini untuk terbiasa melakukan amal shaleh. Kalau bukan diri kita, lalu siapa? terkadang setiap orang sudah sibuk dengan urusannya masing-masing.

Saudara-saudariku yang istiqomah dengan keimanannya

Mari kita mulai dari diri kita untuk bisa menegakkan shalat malam. Kemudian kita ajak orang yang terdekat dengan kita. Keluarga kita. Saudara-saudara kita. Teman-teman kita. dan semua manusia yang bisa terjangkau dengan kita.

Semoga Allah merahmati kita semua. Memberikan kekuatan kepada kita. Memberikan kesehatan. Keselamatan, keberkahan dalam hidup. Menjadi orang yang sukses bukan hanya secara materi dan keilmuan saja tapi secara spiritual kita sukses membangun interaksi yang terdekat dengan Allah. Bahagia di dunia dan akhirat.

Allah berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim : 6)

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya[906] untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya. (QS. Maryam: 54-55)

[906]. Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ahlinya ialah umatnya.

"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin[1218], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab: 35)

[1218]. Yang dimaksud dengan muslim di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.

Dari Abu Hurairah juga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Semoga Allah merahmati seorang pria yang bangun malam kemudian dia shalat dan membangunkan istrinya juga untuk shalat. Jika istrinya enggan bangun, dia memerciki air ke wajah istrinya. Semoga Allah juga merahmati seorang wanita yang bangun malam kemudian dia shalat dan membangunkan suaminya juga untuk shalat. Jika suaminya enggan bangun, dia memerciki air di wajah suaminya.”
(HR. Abu Daud no. 1308, An Nasa’i no. 1610, dan Ibnu Majah no. 1336. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if At Targib wa At Tarhib no. 625 mengatakan bahwa hadits ini hasan).

‘Aisyah radhiallahu ‘anha mengabarkan: “Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat malam sedangkan aku tidur dalam keadaan melintang di atas tempat tidurnya. Bila beliau hendak shalat witir beliau pun membangunkan aku, maka aku pun mengerjakan witir.”

Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, istri beliau yang lain juga berkisah: “Suatu malam Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terbangun. Beliau bersabda: “Maha suci Allah, fitnah apakah yang diturunkan pada malam ini dan perbendaharaan apakah yang diturunkan pada malam ini? Siapakah yang akan membangunkan para penghuni kamar-kamar itu. Berapa banyak orang yang berpakaian di dunia ini namun di akhirat ia telanjang.”

Suatu malam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendatanginya dan Fathimah putri Nabi, seraya berkata: “Tidakkah kalian berdua bangun untuk mengerjakan shalat?”

Jumat, 01 Mei 2009

Sukses selalu untuk semuannya

Berat bagi diri ini untuk bisa konsisten melaksanakan shalat malam yang pada mulanya diwajibkan. Harus ada upaya untuk bisa melaksanakannya. Saya berharap diri ini akan termotivasi untuk senantiasa menjaga shalat malam.

Kita sudah mengetahui tentang keutamaan shalat malam dan kita pun ingin termasuk dalam golongan orang-orang yang mendirikan shalat malam. Kita juga paham, bahwa keinginan kita untuk bisa melaksanakannya serasa ada penghalang, ada yang menahan laju gerakan kita, sehingga kita tetap terbaring dalam dekapan mimpi-mimpi seolah-olah sudah berwudhu dan sedang shalat malam.

Semoga kita mampu menyibakkan selimut penghalang shalat malam. Mampu melepaskan tiga ikatan syetan yang senantiasa mengikat kita setiap malam.

Menjadi orang yang segar bugar, sehat jasmani dan rohani, menjadi orang yang cerdas.

Sukses selalu untuk semuanya,

terima kasih telah mengunjungi bloh ini. Semoga Allah mengumpulkankan kita dalam pertemuan yang terindah disyurga-Nya.
Loading...