Rabu, 29 April 2009

Penghalang Shalat Malam

Hati kita kan senantiasa mengalami pergumulan dan pergulatan yang seru dengan syetan. Peperangan yang tak kenal henti hingga di penghujung kematian. Menang dan kalah adalah hal yang mesti terjadi dalam sebuah peperangan. Harus diakui bahwa kita pernah ditundukkan oleh syetan.

Bagaimana kondisi kita saat ini? Apakah sedang konfrontasi, atau kita saat ini menjadi tawanannya. Tersadarkah kondisi kita saat ini?

Berikut diantara yang mungkin menjadi penghalang untuk shalat malam.

1. Bukan hal yang wajib

Betapa banyak orang yang melalaikan sesuatu yang wajib, apalagi yang sunnah. Mengapa shalat malam segala? Jadi wajar jika tidak shalat malam

2. Cuma ibadah tambahan

Jika kita perhatikan, akan senang sekali bila bisa mendapatkan penghasilan tambahan, ada perhitungan keuntungan yang di dapatkan dari kerja lembur. Ada sesuatu yang diincar dari kerjaan sampingan.

Tapi mengapa tidak tertarik dengan tawaran yang Allah berikan? Ada apa ini?

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Israa’ : 78-79)

Rasulullah SAW bersabda :”Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam, bulannya Allah. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”. (HR. Muslim)

3. Lemah Iman

Lemahnya keimanan seseorang menjadi energi besar untuk tidak memproduksi kebaikan. Keimanan yang lemah akan cenderung kepada kemaksiatan. Keimanan yang lemah menjadi tak bergairah untuk beramal.

4. Di ikat dan dikencingi oleh Syetan

Menganggapnya sebelah mata, ah itu kan bukan hal yang wajib, cuma ibadah tambahan saja. Plus memang iman lagi lemah, jadilah ia menjadi bulan-bulan hantaman syetan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): 'Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.' Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)

Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (Muttafaqun ‘alaih).

5. Tidak ingat dengan kematian dan enggan mendapatkan kemuliaan

Rasulullah SAW bersabda, ''Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, sesungguhnya kamu akan mati. Cintailah siapa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu akan berpisah dengannya. Dan, berbuatlah sesukamu, sesungguhnya kamu akan mendapat balasan atas perbuatan itu.'' Lalu, ia berkata, ''Wahai Muhammad, kemuliaan orang yang beriman terletak pada shalat malam. Kemuliaannya jika terletak pada terlepasnya ia dari ketergantungan terhadap manusia.'' (HR Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan Baihaqi).

Masih banyak lagi berjuta alasan yang mendorong seseorang untuk tidak memproduksi kebaikan. Kemanakah kecenderungan hati kita untuk bergerak, berbuat kebaikan atau berbuat keburukan?

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).

Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya." Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji."

Selasa, 28 April 2009

Satu juta satu alasan melaksanakan shalat malam

Bagi yang mengabaikan qiyamullail, maka tantangan itu tidak akan terasa. Ia akan dengan enaknya melupakan qiyamulail, asyik dengan tidurnya yang lelap ataupun disibukkannya dengan hal lain yang kurang bermanfaat.

Kita pahami, ketika kita ingin bertekad melakukan qiyamullail, maka akan banyak godaan yang menghadang. Terasa sekali godaan itu, bisikan syetan begitu keras memekakkan telinga, mendorong kita untuk tidak shalat malam.

Berbagai sarana agar kita dapat bangun malam tidaklah membuat syetan gentar. Alarm dah kita setel, kadang kita bangun hanya untuk mematikan Alarm kemudian tidur lagi. SMS maupun Misscall terkadang membuat kita hanya bangun sesaat.

Banyak alasan yang mendorong kita menunda untuk shalat malam yang berakhir pada tidak shalat malam. Sudah seharusnya kita yang menginginkan senantiasa dapat melakukan shalat juga memiliki banyak alasan mengapa kita melaksanakan shalat malam. Mudah-mudahan kita akan terdorong untuk melaksanakan shalat malam.

Minggu, 26 April 2009

Lambung Mereka Jauh Tempat Tidurnya

”Sesungguhnya, orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami adalah mereka yang apabila diperingatkan (ayat-ayat itu) mereka menyungkur sujud seraya bertasbih dan memuji Rabb-nya dan mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. Mereka selalu berdoa kepada Rabb-nya dengan penuh rasa takut dan penuh harap serta menginfakkan rezeki yang Kami berikan kepada mereka, ” (QS as-Sajdah 15–16)

Saat-saat yang tepat

Saudaraku…..

Apa yang sedang kita pikirkan? Adakah masalah yang kita hadapi? Apa yang kita inginkan? Apa yang akan kita lakukan?

Saya akui, berat sekali diri ini untuk bisa konsisten melaksanakan shalat malam secara rutin. Saya sangat menginginkan agar diri ini menjadi bagian orang-orang yang seperti disebutkan dalam firman Allah :

“Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka
yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud[1192] seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya[1193] dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.” (QS. As-Sajdah : 16)

[1192]. Maksudnya mereka sujud kepada Allah serta khusyuk. Disunahkan mengerjakan sujud tilawah apabila membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah yang seperti ini.
[1193]. Maksudnya mereka tidak tidur di waktu biasanya orang tidur untuk mengerjakan shalat malam.

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh[865]. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Israa’ : 78-79)

[865]. Ayat ini menerangkan waktu-waktu shalat yang lima. Tergelincir matahari untuk waktu shalat Zhuhur dan Ashar, gelap malam untuk waktu Magrib dan Isya.


1. Hai orang yang berselimut (Muhammad),
2. Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),
3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.
4. Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.
5. Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.
6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
7. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).
(QS. Al Muzzammil: 1-7)


Saudaraku….

Saya berharap dengan adanya grup ini senantiasa akan mengingatkan saya untuk senantiasa menjalankan shalat malam. Begitupun dengan rekan-rekan sekalian yang telah bergabung dalam grup ini mudah-mudahan menjadi bagian orang-orang yang disinyalir dalam Al Qur’an tersebut.

Saya berharap grup ini bukan hanya sekadar kumpulan biasa yang tiada memiliki makna yang mendalam. Betapa banyak kumpulan yang memiliki anggota grup yang banyak, tetapi kosong dari makna.


Saudaraku…..

Inilah saat-saat yang tepat bagi kita untuk menyelesaikan berbagai hal permasalahan yang sedang kita hadapi.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

Dari Jabir r.a., ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya) dan itu setiap malam.” (H.R. Muslim dan Ahmad)


Beliau -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda pula:

" Rabb (Tuhan) kami yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun kelangit dunia tiap malam ketika tersisa sepertiga malam terakhir seraya berkata: "Siapa berdo´a kepada-Ku pasti Aku kabulkan, siapa meminta kepada-Ku pasti Aku beri dan siapa memohon ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni ia."

(HR. Bukhari - Muslim)


Beliau -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda pula:

"Pintu-pintu langit dibuka pada pertengahan malam lalu penyeru-pun menyeru: "Apakah ada orang berdo´a, pasti dikabulkan do´anya. Apakah ada orang meminta, pasti diberi permintaannya. Dan apakah ada orang yang sumpek (banyak problem), pasti dihilangkan darinya. Maka tidaklah seorang muslimpun yang berdo´a saat itu melainkan pasti Allah mengabulkannya kecuali zaniah (pelacur yang belum bertaubat) dan `Asysyaar (Seorang yang mengambil harta manusia dengan cara bathil)." (Hadits shahih diriwayatkan at-Tabhrani)


Saudaraku....
Mari kita buktikan janji Allah.

Hadist Tentang Shalat Malam

Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (Muttafaqun ‘alaih).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): 'Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.' Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)

Suatu ketika Abu Dzar Al Ghiffari melihat Rasulullah SAW shalat malam. Ia pun segera bermakmum padanya. Pada rakaat pertama, Rasul membaca QS Al Baqarah dari awal. Beliau terus membacanya sampai ratusan ayat.
"Mungkin beliau akan sujud pada ayat yang ke dua ratus," demikian pikir Abu Dzar. Ketika tiba di ayat 200 dan ada jeda, Abu Dzar bersiap untuk ruku. Ternyata, Rasul meneruskan bacaannya.

Maka Abu Dzar membatalkan rukunya. "Mungkin beliau akan ruku setelah Al Baqarah ini selesai," demikian pikir Abu Dzar berikutnya. Maka setelah QS Al Baqarah selesai dibaca (286 ayat), Abu Dzar kembali bersiap untuk ruku. Ternyata, Rasul meneruskan membaca QS Ali Imran.

Maka Abu Dzar membatalkan rukunya. "Mungkin beliau akan ruku setelah selesai membaca Ali Imran," pikir Abu Dzar kembali. Maka ketika Rasul selesai membaca QS Ali Imran (200 ayat), Abu Dzar kembali bersiap untuk ruku. Ternyata, Rasul meneruskan membaca QS An Nisaa'.

Akhirnya setelah QS An Nisaa' selesai dibaca (176 ayat), Rasul bertakbir lalu ruku. Maka Abu Dzar mengikutinya. "Dan rukunya beliau hampir sama lamanya dengan berdirinya," ungkap Abu Dzar. Pada saat berdiri di rakaat pertama tersebut Rasul membaca 762 ayat. Sungguh
luar biasa!

Diriwanyaatkan dari Aisyah RA :
‘Sungguh Nabi SAW shalat malam hingga merekah kedua telapak kakinya. Aisyah berkata kepada beliau :”Mengapa engkau melakukan hal ini, wahai Rosulullah, padahal Allah SWT telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?”, Beliau menjawab, “Apa aku tidak ingin menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Bukhori dan Muslim)

Abu Abdurrahman as-Salmi rhm. berkata, "Tatkala ayat dari surah Muzzammil diturunkan, Rasulullah saw. dan para sahabatnya melaksanakan salat malam selama setahun hingga kaki mereka bengkak-bengkak. Lalu, Allah menurunkan ayat-Nya, yang artinya, "Sesungguhnya Rabmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (salat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan, Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Alquran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Alquran dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat….”(Al-Muzzammil: 20).

Allah SWT menjadikan salat malam sebagai sekolah bagi jiwa dan obat jiwa dan fisik. Rasulullah saw. bersabda yang artinya, "Hendaknya kalian mengerjakan salat malam karena ia merupakan kebiasaan orang saleh sebelum kalian, pendekatan kepada Rab kalian, pencegahan dari perbuatan dosa, menghapus kesalahan dan mengusir penyakit dari tubuh."

Seorang hamba yang melaksanakan salat malam di sepertiga malam yang terakhir, berdiri dan duduk, ruku dan sujud, berdoa dan merendahkan diri, menangis dan bertobat, maka Allah pada waktu itu akan memandang kepadanya dengan pandangan rahmat, waktu ketika Allah Azza wa Jalla turun ke langit dunia dan berfirman, "Siapa yang meminta, Aku beri. Siapa yang meminta ampunan, Aku beri ampunan. Siapa yang bertobat, Aku terima tobatnya. Siapa yang berdoa, Aku penuhi doanya." Itulah waktu di akhir malam di waktu sahur, waktu turunnya rahmat dan mengandung banyak keberkahan. Allah menerima tobat orang yang bertobat kepada-Nya, mengabulkan orang yang berdoa kepada-Nya, memberi orang yang meminta-Nya, siapa yang mendekat kepada-Nya sejengkal, Ia akan mendekat kepada orang itu sehasta. Bila ia mendekat kepada Allah sehasta, Allah akan mendekat kepadanya sedepa. Dan, siapa yang datang kepada-Nya dengan berjalan, Allah akan mendatangi orang itu dengan berjalan dengan bergegas.

Rasulullah saw. memerintahkan kepada para sahabatnya agar melaksanakan salat malam. Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Saya adalah pemuda bujangan. Saya tidur di masjid, lalu saya bermimpi didatangi dua orang malaikat dan membawaku ke neraka dan ia seperti sumur yang dilipat. Dan, mendadak kedua malaikat itu menghubungkannya seperti dua tanduk sumur. Maka aku mendapati di dalamnya manusia yang aku mengenal mereka, lalu aku berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari api neraka. Aku berlindung kepada Allah dari api neraka." Kedua malaikat itu lalu berkata, "Engkau tidak akan takut … engkau tidak akan takut." Peristiwa ini lalu aku ceritakan kepada Hafsah, dan ia kemudian menceritakannya kepada Rasulullah saw., lalu Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik orang adalah Abdullah, bila ia melakukan salat malam. Maka, setelah itu Abdullah bin Umar tidak meninggalkan salat malam. Ia tidak tidur malam kecuali hanya sedikit karena Allah Azza wa Jalla memuji atas orang yang zuhud terhadap dunia dan menghabiskan waktunya untuk Rabnya. Ia menyendiri dengan Allah dalam kegelapan malam ketika mata manusia telah terpejam, gerakan telah diam, dan suara telah sunyi. Ia mneyendiri bersama Rab Azza wa Jalla. Maka Allah SWT berfirman, "(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur." (Ali Imran: 17). Allah mengenakan kepada mereka cahaya dari cahaya-Nya, memberikan kepada mereka mahabah (kewibawaan) di hati para makhluk dan menjadikan ucapan dan perbuatannya manis dan diterima manusia. Itulah para sahabat Muhammad saw. Mereka perutnya kosong karena lapar dan matanya kabur karena tidak tidur. Mereka sujud dan ruku kepada Rabnya di waktu malam.

Muadz bin Jabal r.a. berkata, "Kami datang dari Perang Tabuk, lalu saya melihat Rasulullah saw. tengah sendirian, Lalu aku mendatangi beliau dan berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku amal perbuatan yang bisa mendekatkan diriku kepada surga." Rasulullah saw. bersabda, "Bagus … bagus … sesungguhnya engkau telah bertanya tentang sesuatau yang besar dan sesungguhnya itu adalah kemudahan bagi yang dimudahkan oleh Allah. Engkau melaksanakan salat yang ditetapkan (salat wajib), menunaikan zakat yang diwajibkan, menjumpai Allah dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, melaksanakan salat malam karena salat seseorang dalam sepertiga akhir dari malam akan menghapus kesalahan, bukankah aku telah menunjukkan kepadamu atas tiang itu semua, salat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti."

Rasulullah saw. memerintahkan kepada Mu'adz bahwa bila ia menginginkan surga, hendaknya ia melaksanakan salat malam. Dan Mu'adz pun melaksanakan wasiat tersebut, ia melakukan salat malam dan berkata, "Ya Allah, bintang-bintang telah terbenam, mata telah tenang, dan Engkau Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur. Ya Allah, sesungguhnya permintaanku kepada surga pelan dan lariku dari api neraka lemah, maka berilah aku petunjuk dari sisi-Mu yang engkau benamkan untukku hingga hari kiamat, sesungguhnya Engkau tidak menyelisihi janji." Mu'adz kemudian membiasakan salat malam, melaksanakan wasiat Rasulullah saw. Ketika kematian datang kepadanya, ia berkata, "Selamat datang kematian. Ya Allah, sesungguhnya saya takut kepadamu dan hari ini saya mengharap kepada-Mu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui saya tidak senang tetap berada di dunia untuk menggali sungai atau menanam tumbuhan, tetapi saya ingin tetap tinggal di dunia untuk merasakan dahaga di panas yang terik, tidak tidur di waktu malam, dan berada dalam lingkaran ilmu bersama para ulama." Itulah sahabat Rasululullah saw., Mu'adz bin Jabal r.a.

Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari RA bahwasanya Rosulullah SAW pernah bersabda :
“Sungguh dalam surga terdapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Allah sediakan untuk orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Ramadhan, menebar salam dan asyik shalat malam di saat manusia terlelap tidur”. (HR. Ahmad, Ibnu hibban dan At-tirmidzi)

Abu Hurairah r.a. pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla membenci setiap ja'dhari jawwath (orang yang keras, kasar, pelahap dan berjalan dengan sikap sombong), yang berteriak di pasar, menjadi bangkai di malam hari dan menjadi keledai di siang hari, mengetahui perkara dunia bodoh terhadap urusan akhirat."

Rasulullah SAW bersabda :”Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam, bulannya Allah. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”. (HR. Muslim)

Bersabda Rosulullah SAW :
“ Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat ( waktu. ). Seandainya seorang Muslim meminta suatu kebaikan didunia maupun diakhirat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam.” ( HR Muslim )

Rasulullah SAW bersabda :
“Allah menyayangi seorang laki-laki yang bangun untuk shalat malam, lalu membangunkan istrinya. Jika tidak mau bangun, maka percikkan kepada wajahnya dengan air. Demikian pula Allah menyayangi perempuan yang bangun untuk shalat malam, juga membangunkan suaminya. Jika menolak, mukanya disiram air.” (HR Abu Daud)

Bersabda Nabi SAW :
“Jika suami membangunkan istrinya untuk shalat malam hingga keduanya shalat dua raka’at, maka tercatat keduanya dalam golongan (perempuan/laki-laki) yang selalu berdzikir.”(HR Abu Daud)

Rasulullah SAW bersabda, ''Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, sesungguhnya kamu akan mati. Cintailah siapa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu akan berpisah dengannya. Dan, berbuatlah sesukamu, sesungguhnya kamu akan mendapat balasan atas perbuatan itu.'' Lalu, ia berkata, ''Wahai Muhammad, kemuliaan orang yang beriman terletak pada shalat malam. Kemuliaannya jika terletak pada terlepasnya ia dari ketergantungan terhadap manusia.'' (HR Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan Baihaqi).

Sabtu, 25 April 2009

Kumpulan Satu Juta Orang tuk Shalat Malam

bila setiap anggota mengajak 10 orang teman untuk gabung dalam grup ini maka akan ada 10 ribu anggota baru di tambah 1000 anggota lama,

kemudian bila anggota baru tersebut mengajak 10 orang anggota baru maka akan ada 100 ribu anggota baru plus 11 ribu anggota lama.

Kemudian bila 100 ribu anggota baru tersebut mengajak 10 orang anggota baru, maka akan ada 1 juta anggota baru plus 111 ribu anggota lama.

Sekitar tiga tahap akan ada anggota grup kumpulan satu juta orang tuk shalat malam sebanyak 1 juta lebih.

Apa untungnya kita ngajak orang lain dalam grup ini?

Secara materi mungkin tidak ada, tapi mudah-mudahan ini akan menjadi pahala tersendiri bagi kita karena telah mengingatkan orang lain tuk shalat malam. Allah berfirman :
”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang muslim?” (QS Fushshilat : 33)

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.”

[217]. Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Nabi yang mulia ’alaihish Sholatu was Salam bersabda di dalam sebuah hadits yang shahih :
”Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka baginya pahala yang sepadan dengan pelakunya.” (HR Muslim di dalam ash-Shahih)
Dan sabda beliau :
”Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk maka baginya pahala yang sepadan dengan pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka baginya dosa yang sepadan dengan orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR Muslim).

Saya sangat menginginkan menjadi bagian orang-orang yang melaksanakan shalat malam dan mengingatkan orang lain untuk shalat malam. Moga anda juga demikian.
Loading...